Monumen Nasional: Misi dan Visi di Balik Pembangunan Tempat Ikonik Ini
Menelusuri Perjalanan dan Filosofi Monumen Nasional Indonesia
Monumen Nasional (Monas), berdiri megah di tengah Jakarta, adalah saksi bisu perjalanan panjang Indonesia sebagai bangsa merdeka. Pembangunannya, yang berlangsung selama 14 tahun, mencerminkan visi dan misi para pemimpin Indonesia untuk memiliki simbol kebangsaan yang kuat dan berwibawa.
Penancapan Beton Pertama: Presiden Soekarno Memulai Perjalanan Ambisius
Pada tanggal 17 Agustus 1961, Presiden Soekarno menancapkan beton pertama Monas, menandai dimulainya proyek ambisius ini. Visi Soekarno adalah menciptakan monumen yang tidak hanya mengingatkan pada perjuangan bangsa Indonesia, tetapi juga menyatukan elemen-elemen budaya dan sejarah dalam satu struktur monumental.
Bentuk yang Simbolis: Lingga, Yoni, dan Filosofi Kebangsaan
Bentuk Monas mencerminkan visi Soekarno untuk menggabungkan elemen-elemen lingga dan yoni dalam satu struktur. Lingga, diwujudkan dalam bentuk tugu obelisk, melambangkan perjuangan yang terus-menerus menuju kemajuan. Sementara yoni, sebuah pelataran cawan di bawah tugu, mewakili kesuburan dan keharmonisan dalam sejarah Indonesia.
Perkembangan Proyek: Museum Sejarah dan Jakarta Fair
Selama pembangunan Monas, banyak persiapan dilakukan untuk menunjang proyek ini. Jalan-jalan di sekitar Monas diaspal untuk mendukung proses pembangunan, dan museum sejarah di bawah monumen juga mengalami perkembangan yang baik. Pada 17 Agustus 1966, Museum Sejarah di Monas resmi dibuka oleh Presiden Soekarno.
Pada tahun 1968, Monas menjadi pusat perhatian dengan dimulainya Jakarta Fair. Pembangunan ini ditandai dengan seremoni penyembelihan dan penanaman kepala tiga ekor kambing sebagai pelambang batu pertama. Jakarta Fair, yang dibuka pada 16 Juni 1968, diharapkan menjadi daya tarik bagi pengunjung, tidak hanya untuk menikmati Monas tetapi juga untuk berbelanja dan menikmati wisata di sekitarnya.
Peresmian dan Harga Tiket: Monas Dibuka untuk Umum pada 1975
Setelah hampir 14 tahun perjalanan pembangunan, Monas diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 12 Juli 1975. Monumen ini kemudian dibuka untuk umum, dan harga tiket masuk disesuaikan. Pembukaan Monas menjadi tonggak bersejarah yang tidak hanya merayakan selesainya pembangunan fisik, tetapi juga meneguhkan kehadiran simboliknya sebagai jantung kebangsaan.
Monumen Nasional, dengan segala keindahan arsitektur dan filosofi kebangsaannya, tetap menjadi salah satu tempat ikonik yang memperkuat identitas Indonesia. Melalui perjalanan sejarah Monas, kita tidak hanya melihat betapa megahnya bangunan ini, tetapi juga merenungkan semangat perjuangan dan kebersamaan yang menjadi pondasi bangsa ini.
Jika anda ingin pindahan, kunjungi website kami di pilartransport.com atau hubungi customer service kami di 0811 2585 820 untuk informasi lebih lanjut dan memesan layanan pindahan Anda.
@pilartransport Menelusuri Keindahan Alam Kota Semarang yang Menakjubkan! 🏞️✨ Jangan lewatkan pesona tempat hiburan, sungai, dan hutan kota yang memikat. #semarangexplore#semaranghits#xyzbcafypシ#fypシ#jasapindahan