Perjalanan Awal: Sejarah dan Perencanaan Proyek Kereta Cepat Whoosh di Jakarta
Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) resmi beroperasi pada 2 Oktober 2023. Kereta ini diberi nama Whoosh, yang merupakan singkatan dari Waktu Hemat Operasi Optimal Sistem Hemat. Jokowi mengatakan nama itu dipakai sebagai gambaran dari cepatnya operasional kereta cepat.
Namun, perjalanan awal KCJB tidaklah mudah. Proyek ini sudah digagas sejak era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 2011, dan baru terealisasi pada era Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Sejarah Proyek KCJB
Dari Gagasan Hingga Realisasi
Proyek KCJB sebenarnya sudah digagas sejak era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 2011. Studi kelayakan kereta ini sempat dikerjakan pemerintah Indonesia dengan Badan Kerja Sama Internasional Jepang (JICA), dengan pertimbangan dua rute.
Ekspektasi pendanaan di rute Jakarta-Surabaya sempat mencapai Rp 100 triliun, sementara perkiraan nilai awal proyek di rute Jakarta-Bandung sepanjang 150 km sebesar Rp 67 triliun.
Cina yang masuk sebagai tandingan Jepang akhirnya dipilih pemerintah untuk mengerjakan Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Konstruksi proyek tersebut sudah berjalan dengan 60 persen saham dimiliki konsorsium PT Pilar Sinergi BUMN, dan sisanya dipegang pemerintah Cina, melalui China Railway International Co. Ltd
Kerja sama antara Indonesia dan China kemudian dipertegas dengan pendirian PT KCIC selaku konsorsium Kereta Cepat Jakarta-Bandung pada 16 Oktober 2015. Ketetapan itu berdasarkan akta No. 86 yang memperoleh pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) dalam Surat No. AHU-2461647 AH.01.01.11 Tahun 2015 tertanggal 20 Oktober 2015.
Perencanaan Proyek KCJB
Rute dan Trase
Pada 2016, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menetapkan trase atau rute Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Rute tersebut membentang sepanjang 142,3 kilometer, dengan titik awal di Stasiun Halim, Jakarta Timur, dan titik akhir di Stasiun Tegalluar, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.
Rute KCJB melintasi beberapa wilayah di Jawa Barat, yaitu Karawang, Purwakarta, Subang, Cimahi, dan Bandung. Jalur kereta ini dibangun dengan dua jalur, masing-masing untuk arah Jakarta dan Bandung.
Tantangan dan Keberhasilan Proyek KCJB
Pembebasan Lahan dan Pandemi Covid-19
Pembangunan proyek KCJB sempat mengalami sejumlah tantangan, salah satunya adalah pembebasan lahan. Proses pembebasan lahan ini sempat terhambat lantaran penolakan dari masyarakat yang terkena dampak proyek.
Selain itu, pandemi Covid-19 juga turut menjadi tantangan bagi proyek KCJB. Pandemi ini menyebabkan keterlambatan dalam pengiriman material dari Cina, serta pengerahan tenaga kerja yang berkurang.
Meski demikian, proyek KCJB akhirnya dapat diselesaikan dan diesmikan pada 2 Oktober 2023. Keberhasilan ini menjadi bukti komitmen pemerintah untuk membangun infrastruktur transportasi yang modern dan ramah lingkungan.
Dengan beroperasinya KCJB, diharapkan dapat menjadi solusi untuk mengurangi kemacetan dan polusi udara di Jakarta dan sekitarnya. Kereta ini juga diharapkan dapat meningkatkan konektivitas antar wilayah di Jawa Barat, dan mendorong pertumbuhan ekonomi di kawasan tersebut.
Jika anda ingin pindahan, kunjungi website kami di pilartransport.com atau hubungi customer service kami di 0811 2585 820 untuk informasi lebih lanjut dan memesan layanan pindahan Anda.
@pilartransport Masakkan sentuhan tradisi di dapur Anda dengan resep Gudeg Nangka yang lezat ini! 🍽️✨ Rasa autentik Yogyakarta dalam satu gigitan. #GudegNangkaMagic#TasteOfYogyakarta#CulinaryJourney #fyp #jasapindahan